Struktur dan Kondisi Pantai Klayar


Pantai Klayar merupakan sebuah pantai dengan pasir putih dan batu karang serta tebing-tebing batu yang mengelilingi. Pantai ini terletak di Pacitan, Jawa Timur dan berbatasan dengan Wonogiri, Jawa Tengah. Tepatnya berada di desa Kalak, kecamatan Doonorojo, Kabupaten Pacitan. Jaraknya sekitar 40 km ke arah barat dari kota Pacitan. Kabupaten pacitan termasuk dari deretan pegunungan seribu (pegunungan karst) sehingga pasir putih yang ada di Pantai Klayar terbentuk dari hasil erosi pegunungan karst yang tepat berada di pantai tersebut. Tak hanyak dipengaruhi oleh pegunungan karst, morfologi Pantai Klayar juga dipengaruhi oleh struktur geologi dan gejala pengangkatan aktif pantai selatan. Pengangkatan tersebut ditunjukan oleh tersingkapnya endapan batu-gisik (beach-rock), yang sebagian permukaanya ditutupi oleh rumput laut. dan terdapat molusca serta Echinodermata di sekitar batu karang. Di Pantai ini terdapat baru karang yang berbentuk seperti Spinx yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke pantai tersebut.

Selain pantai berpasir putih, Pantai Klayar memiliki fenomena unik yaitu ada sebuah celah di batu karang yang memunculkan semacam air mancur yang berasal dari lubang batu karang yang terkena hempasan ombak dengan cukup besar. Efek blow pipe di pantai ini menghasilkan semburan air setinggi belasan meter yang diikuti bunyi melengking atau mirip suara siulan sehingga sering disebut sebagai Seruling Laut.  Semburan tersebut mirip geyser. Ini terjadi secara periodik. Fenomena itu disebabkan oleh tertekannya air laut dan udara yang terjebak di dalam saluran di sepanjang retakan batuan oleh gelombang. Abrasi yang mengikis bongkahan batuan membentuk aneka ragam bangun yang disebut tafon.
 Gambar 1. Air mancur yang berasal dari batu karang

Tipe Pantai Klayar ini adalah pantai yang dapat dinikmati dari sisi pemandangan dan suasananya, bukan pantai yang cocok untuk berenang. Hal tersebut karena Pantai Klayar memiliki air laut yang biru dan ombak yang sangat besar serta pada pantai ini terdapat arus pembalikan atau rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik itu tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.
Arus balik merupakan aliran air gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang datang. Arus balik terjadi begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik. Arus itu juga bukan hanya berlangsung di satu tempat, melainkan berganti-ganti lokasi sesuai dengan arah datangnya gelombang yang juga menyesuaikan dengan arah embusan angin dari laut menuju darat.
Itulah mengapa di Pantai tersebut tidak diizinkan untuk berenang. Permukaan arus balik terlihat lebih tenang daripada gelombang datang yang berbuih. Selain itu, arus balik biasa terjadi di ujung-ujung cekungan pantai dan warnanya keruh karena membawa banyak materi padat dari pantai.

Referensi:



Ekosistem pesisir dan sumberdayanya

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang kaya akan sumberdaya pesisirnya, baik sumberdaya non hayati maupun non-hayati. Indonesia memiliki distribusi terumbu karang, mangrove, dan padang lamun yang tinggi. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih sistem lingkungan (ekosistem) pesisir dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir ada yang terus menerus tergenangi air dan ada pula yang hanya sesaat. Berdasarkan sifat ekosistem, ekosistem pesisir dapat bersifat alamiah maupun buatan. Contoh ekosistem alamiah (natural) adalah terumbu karang (coral reefs), hutan bakau (mangroves) , padang lamun (seagrass beds), estuaria, pantai berpasir (sandy beach), pantai berbatu (rocky beach), formasi pescaprae, formasi barringtonia, laguna, dan delta.  Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa : tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan pemukiman.
Ekosistem pesisir alamiah (natural) termasuk dalam sumberdaya alam hayati maupun non hayati. Sumberdaya alam hayati adalah sumberdaya alam yang berasal dari benda hidup (biotik) contohnya: bakau (mangrove), terumbu karang (coral reefs), padang lamun (seagrass beds), dll. Sumber daya alam non-hayati yang merupakan sumberdaya alam yang berasal dari benda mati juga banyak memberikan manfaat untuk kehidupan manusia. Beberapa sumberdaya alam non-hayati yang sudah banyak dimanfaatkan yaitu air laut, endapan logam, energi, serta arus dan gelombang.
Pelestarian dan penjagaan terhadap keberadaan sumberdaya tersebut harus senantiasa dilakukan, mengingat besarnya manfaat yang dapat diperoleh baik dari segi ekonomi, ekologi, maupun sosial.
v  Ekosistem alamiah
1)        Terumbu karang (coral reefs)
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Hewan karang ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang. Zooxanthellae adalah suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang
Terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif.  Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang dialaminya semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat di wilayah pesisir.
Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting.  Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Disamping itu terumbu karang dapat melindungi komponen ekosistem pesisir dan laut lainnya dari tekanan gelombang dan badai.

Karakteristik Terumbu Karang
Ada tiga karakteristik terumbu karang yaitu :
a.       Terumbu karang  tepi (fringing reefs)
b.      Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
c.       Terumbu karang cincin (atolls)
                   Gambar 1. terumbu karang tepi (kiri), terumbu karang penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan)


Habitat Terumbu Karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis.

Paramater lingkungan utama
Distribusi dan stabilitas ekosistem terumbu karang bergantung pada beberapa parameterfisika, yaitu :
·         Kecerahan
Radiasi ninar matahari memegang peranan penting dalam pembentukan karang.
·         Temperatur
Terumbu karang dapat tumbuh maksimal pada kisaran suhu 25 - 29  ͦC, namun suhu diluar kisaran tersebut masih dapat ditolerir oleh spesies tertentu dari terumbu karang untuk dapat berkembang biak.
·         Salinitas
Umumnya terumbu karang tumbuh dengan baik di sekitar areal pesisir pada salinitas 30 – 35%.
·         Kecepatan arus air, Sirkulasi, dan Sedimentasi
Adanya kondisi sedimentasi yang tinggi, akan menyebabkan turunnya kualitas terumbu karang. Karena hal tersebut menimbulakn adanya suspensi dan sedimentasi yang dapat mengganggu respirasi dari terumbu karang. Serta dapat mengganggu kebiasaan makan terumbu karang.



Gambar 2. Macam-macam jenis terumbu karang


2)        Hutan Bakau (Mangroves Forest)
Ekosistem Mangrove adalah sebuah lingkungan dengan ciri khusus dimana lantai hutannya digenangi oleh air dimana salinitas juga fluktuasi permukaan air tersebut sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem mangrove ini sebenarnya masuk ke dalam lingkup ekosistem pantai sebab ia terletak di kawasan perbatasan laut dan juga darat. Ia terletak di wilayah pantai dan juga muara sungai. Hutan mangrove, sebagai sebuah hutan yang tumbuh di wilayah pasang dan surut akan tergenang air di masa pasang dan akan bebas dari genangan air pada saat air surut. Komunitas yang ada di dalam hutan mangrove ini sangat adaptif terhadap kadar garam air laut. Sebagai sebuah ekosistem, hutan mangrove terdiri dari beragam organisme yang juga saling berinteraksi satu sama lainnya.
Ciri-Ciri Hutan Mangrove 
Ada beberapa ciri-ciri spesifik yang bisa dijumpai di hutan mangrove, antara lain: 
1.      Jenis pepohonan yang related terbatas.
2.      Akar pepohonan terbilang unik sebab berbentuk layaknya jangkar dengan melengkung juga menjulang di bakau atau Rhizphora Spp.
3.      Terdapat beberapa pohon yang akarnya mencuat secara vertical layaknya pensil di pidada atau Sonneratia dan juga api-api atau Avicennia Spp.
4.      Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon.
Sementara itu, ciri-ciri khusus dari habitat hutan mangrove antara lain:
1.      Wilayah tanah yang tergenang secara periodic atau berkala.
2.      Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.
3.      Wilayah tersebut terlindung dari gelombang besar juga arus pasang surut laut yang kuat.
4.      Air di wilayah tersebut memiliki kadar garam payau.

Fungsi Ekosistem Mangrove
Keberadaan ekosistem mangrove ini sangat penting sebab ia memiliki beberapa fungsi yang nyata terhadap organisme lainnya. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya. 

Fungsi Fisik Hutan Mangrove
1.      Sebagai penjaga garis pantai juga tebing sungai agar terhindar dari erosi atau abrasi.
2.      Memacu percepatan perluasan lahan.
3.      Mengendalikan intrusi dari air laut.
4.      Berperan sebagai pelindung daerah belakang hutan mangrove dari pengaruh buruk hempasan gelombang juga angin yang kencang.
5.      Sebagai kawasan penyangga dari rembesan air lautan.
6.      Sebagai pusat pengolahan limbah organik.
Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove
1.      Sebagai sumber kayu untuk bahan bakar juga bahan bangunan bagi manusia.
2.      Sebagai penghasil beberapa unsur penting seperti obat-obatan, minuman, makanan, tannin juga madu.
3.      Sebagai lahan untuk produksi pangan.
Fungsi Biologis Hutan Mangrove
1.      Sebagai tempat untuk mencari makanan, tempat memijah, tempat untuk berkembang-biak berbagai organisme seperti ikan, udang dan lain-lain.
2.      Sebagai salah satu sumber plasma nutfah.

Daftar pustaka:
Dahuri, R., dkk, 2001, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan Kedua Edisi Revisi, Jakarta: PT Pradnya Paramita.


Dunia Yakini Indonesia Bisa Jadi Poros Maritim Dunia



Strategi dan Kebijakan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia


           Indonesia merupakan negara kepulauan di Aisa Tenggara yang mempunyai luas wilayah lautan lebih luas dibandingkan dengan luas daratan. Indonesia memiliki 3.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
         Pada tanggal 20 Oktober 2014 yang lalu Indonesia telah resmi mendapatkan Presiden yang baru yaitu Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla. Setelah resmi dilantik, Presiden widodo memberikan pidato yang isinya Menekankan pentingnya pembanguann kemaritiman. Ia juga mengemukakan pembangunan kemaritiman itu akan menuju pembangunan model Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
       Menjadi poros maritim dunia, itulah impian Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Namun, untuk memiliki kekuatan kemaritiman, Indonesia perlu menghadapi tantangan-tantangan. Berbagai potensi dan persoalan telah berada di depan mata untuk mewujudkannya. Indonesia masih berorientasi pada daratan, seharusnya dengan visi kemaritimannya, Indonesia diharapkan mampu berperan penting bagi maritim dunia. Indonesia sudah sesuai geopolitik, geostrategis, dan geografinya sebagai negara kepulauan untuk menjadi poros maritim dunia. Untuk menjadi poros maritim dunia, ada lima pilar pembangunan maritim yang harus dikembangkan yaitu :
1. Membangun SDM, budaya, dan iptek kelautan unggulan dunia.
2. Mengembangkan ekonomi perikanan, pariwisata, ESDM, pelayaran, dan konstruksi kelautan.
3. Mengelola wilayah laut, menata ruang terintegrasi darat, dan laut serta mengembangkan kota-kota       'bandar dunia' menggunakan prinsip berkelanjutan.
4. Pembangunan sistem pertahanan dan keamanan berbasis geografi negara kepulauan.
5. Mengembangkan sistem hukum kelautan.
         Melihat pilar tersebut, Indonesia mempunyai peluang-peluang yang dapat dikembangkan guna mewujudkan tujuannya menjadi poros maritim dunia.
         Indonesia memiliki jumlah SDM yang cukup banyak yang dapat dikembangkan menjadi SDM yang berkualitas. Mengingat generasi muda Indonesia saat ini cukup banyak, pemerintah dapat membangun kembali budaya maritim Indonesia dengan memulai dari dunia pendidikan dan kalangan masyarakat di daerah pesisir. Dari dunia pendidikan saat ini harus menanamkan bahwa dahulunya Indonesia adalah negara maritim dan saat ini Indonesia harus lahir kembali sebagai negara maritim. Lagu nenek moyangku adalah salah satu lagu yang menggambarkan negara Indonesia dahulunya dalah negara maritim. Serta pemerintah harus menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat masyarakat akan potensi berlimpah wilayah pesisir Indonesia. Mengingat bahwa sekitar 60% masyarakat dunia membangun peradaban di wilayah pesisir, maka tentunya sudah sepatutnya bagi Indonesia yang memiliki luas lautan yang mumpuni, mengambil peluang untuk menentukan kesejahteraan negara dengan mengelola wilayah pesisir.
      Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang harus dapat kita manfaatkan dan dipelihara dengan baik agar keberlangsungan sumber daya alam tersebut tetap ada hingga esok. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan pengelolaan wilayah pesisir secara holistic dan terpadu dengan melibatkan elemen masyarakat dan pemerintah daerah, serta melakukan pengawasan dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir dan meningkatkan nilai perekonomian dalam negeri. Dengan menerapkan teknologi-teknologi baru yang ramah lingkungan, hasil perikanan dapat meningkat, sektor pariwisata lebih ditingkatkan kembali, kontruksi pelayaran lebih diperbaiki kembali, maka pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
    Pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim akan menunjang kegiatan perekonomian wilayah laut Indonesia, oleh karena itu pemerintah Indonesia harus memperhatikan sektor pembangunan infrastruktur dengan mempertimbangkan berbagai macam hal terkait kenyamanan infrastruktur, pengawasan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur yang terarah untuk mengambil peluang yang ada dalam upaya mewujudkan poros maritim Indonesia. Mengingat Indonesia juga memiliki undang-undang yang mengatur mengenai wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (UU No 1 Tahun 2014), hal tersebut dapat mendukung untuk dilaksanakannya sebuah penataan wilayah. Zonasi merupakan salah satu cara untuk menata wilayah laut dan menata ruang integrasi antara dara dan laut serta mengembangkan kota-kota 'bandar dunia' menggunakan prinsip berkelanjutan.
      Indonesia telah menjalin hubungan baik dengan negara-negara di dunia terbukti dengan Indonesia menjadi anggota PBB, ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari OECD. Hubungan diplomasi dengan negara-negara yang ada di dunia tersebut menawarkan peluang kerjasama yang menjanjikan bagi Indonesia. Presiden Jokowi telah memperkenalkan tujuannya untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia di APEC dalam program 'Marine connectivity'. Tujuan tersebut disambut baik oleh negara-negara anggota APEC dan negara-negara yang lain. Hal tersebut terbukti dengan adanya kabar mengenai Rusia siap membantu Indonesia membangun Infrastruktur maritim, Jepang (JICA) siap membantu pengenbangan tol laut, dll.
          Hubungan yang baik antara Indonesia dengan negara-negara Internasional dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sering muncul akibat ketidakharmonisan hubungan antar negara. Hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga tdapat terjalin dengan baik. Namun Indonesia masih memiliki tugas untuk melakukan delimitasi dengan beberapa negara tetangga. Pemerintah mentargetkan bahwa masalah penetapan batas laut harus selesai 5 tahun. Jika tapal batasnya sudah jelas maka hal tersebut dapat mengurangi konflik atau masalah yang ada di perbatasan. Dan sistem pertahanan dan keamanan dapat lebih meningkat dengan adanya batas yang sudah jelas. 
        Perlu diingat bahwa, Indonesia juga memiliki 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai alur pelayaran dan penerbangan oleh kapal dan atau pesawat udara internasional yang memiliki empat titik strategis yang dilalui 40% kapal-kapal perdagangan dunia yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar yang bisa memberikan peluang besar untuk memfasilitasi Indonesia menjadi pusat industri perdagangan serta pelayaran maritim dunia. Namun sayangnya Indonesia belum pandai memanfaatkan letak geografis Indonesia dan ALKI yang ada. Ketiga ALKI tersebut dilalui 45% dari total nilai perdagangan dunia atau mencapai sekitar 1.500 dolar AS. Tetapi posisi geografis yang penting itu belum kita manfaatkan dengan baik. Terbukti, kita belum punya pelabuhan-pelabuhan transit bagi kapal niaga internasional yang berlalu lalang di 3 ALKI tadi. Hal tersebut perlu dipikirkan lagi oleh pemerintah agar tercipta keamanan dan kenyamanan pelayaran serta penerbangan internasional. Serta dapat membuktikan kesiapan Indonesia sebagai poros maritim dunia.


Tantangan yang dihadapi untu memjadi poros maritim duni berupa derasnya arus globalisasi serta perubahan paradigma sektor industri dunia. Sudah banyak industri yang berskala global. Untuk melayani kapal-kapal industri tersebut, titik maritim dunia harus diletakkan di dekat alur laut. Berdasarkan penelitian Bappenas, Indonesia memiliki 18 titik maritim dunia. Banyak cara baru yang bisa kita tempuh, mulai dari manajemen aset dan rekayasa uang untuk dijadikan modal. Pengembangan teknologi yang berbasis maritim serta bagaimana agar dapat memanfaatkan peluang yang telah ada tersebut untuk mewujudkan poros negara maritim.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsa itu sendiri.
~Mari kembalikan lagi semboyan Jalesveva Jayamahe, Di laut kita jaya!~
Referensi :

Wija. 2014. “Memiliki Empat Titik Stategis, Indonesia Mampu Menjadi Poros Maritim Dunia.” dalam http://www.itb.ac.id/news/4550.xhtml diakses pada Sabtu, 7 Maret 2015 pukul 17.00 WIB

Maharani,Esthi.”Menko Maritim: Indonesia Bisa Jadi Poros Maritm Dunia.” dalam http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/26/ne1x6q-menko-maritim-indonesia-bisa-jadi-poros-maritim-dunia diakses pada Sabtu, 7 Maret 2015 pukul 17.15 WIB

BAKOSURTANAL.2014. ”Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri “. dalam http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/mewujudkan-indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia-yang-maju-dan-mandiri diakses pada Sabtu, 7 Maret 2025 pukul 17.20 WIB

More

Visitor Maps

Visitors